Mars, planet keempat dari Matahari, sering dijuluki sebagai "Planet Merah" karena penampakannya yang kemerahan saat dilihat dari Bumi atau luar angkasa. Tapi, apa sebenarnya yang membuat Mars terlihat merah? Jawabannya terletak pada komposisi permukaan dan atmosfernya.
Kandungan Besi yang Teroksidasi
Permukaan Mars kaya akan besi (iron). Selama miliaran tahun, besi ini bereaksi dengan oksigen dan air, meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit, membentuk senyawa yang disebut besi oksida atau karat. Proses ini mirip dengan bagaimana besi di Bumi berkarat ketika terkena air dan udara. Bedanya, di Mars, proses ini terjadi secara masif dan meluas ke seluruh permukaan planet.
Debu Besi Oksida di Atmosfer
Selain di permukaan, partikel-partikel kecil besi oksida juga tersebar di atmosfer Mars. Partikel-partikel ini sangat ringan dan mudah tertiup angin, sehingga sering terbawa dalam badai debu yang melanda planet ini. Ketika sinar Matahari mengenai partikel-partikel ini, panjang gelombang cahaya merah dipantulkan lebih dominan, sementara panjang gelombang lainnya diserap. Inilah yang membuat Mars terlihat merah dari kejauhan.
Permukaan yang Kering dan Berdebu
Mars memiliki lingkungan yang sangat kering dan berdebu. Tidak ada air dalam bentuk cair yang stabil di permukaannya, sehingga debu besi oksida tidak terurai atau hilang. Debu ini terus menumpuk dan menyebar, memperkuat warna merah yang kita lihat.
Jadi, warna merah Mars adalah hasil dari miliaran tahun proses oksidasi besi di permukaan dan atmosfernya. Fenomena ini tidak hanya membuat Mars terlihat unik, tetapi juga memberikan petunjuk tentang sejarah geologis dan iklim planet ini. Meskipun terlihat gersang dan tandus, Mars tetap menjadi objek penelitian yang menarik bagi para ilmuwan, terutama dalam mencari tahu apakah planet ini pernah memiliki kondisi yang mendukung kehidupan.